Integrasi SIMRS dengan Sistem Keuangan Daerah: Langkah Strategis Menuju Transparansi Anggaran RSUD

📌 Pendahuluan
Dalam era digitalisasi tata kelola rumah sakit, SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) telah menjadi fondasi utama dalam pengelolaan data medis dan operasional. Namun, satu hal yang masih menjadi tantangan besar di banyak RSUD adalah sinkronisasi antara SIMRS dan Sistem Keuangan Daerah (SISKEUDA) yang digunakan oleh pemerintah daerah.
Mengapa ini penting? Karena meski rumah sakit dikelola dengan sistem digital, laporan keuangan, pengajuan anggaran, dan realisasi dana tetap harus sinkron dengan sistem daerah. Tanpa integrasi ini, potensi inefisiensi, keterlambatan pelaporan, bahkan kesalahan perencanaan anggaran sangat besar.
Artikel ini membahas pentingnya integrasi SIMRS dengan sistem keuangan daerah, tantangan teknis dan regulasi yang dihadapi, serta solusi yang bisa diterapkan.
📌 Pendahuluan
Dalam era digitalisasi tata kelola rumah sakit, SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) telah menjadi fondasi utama dalam pengelolaan data medis dan operasional. Namun, satu hal yang masih menjadi tantangan besar di banyak RSUD adalah sinkronisasi antara SIMRS dan Sistem Keuangan Daerah (SISKEUDA) yang digunakan oleh pemerintah daerah.
Mengapa ini penting? Karena meski rumah sakit dikelola dengan sistem digital, laporan keuangan, pengajuan anggaran, dan realisasi dana tetap harus sinkron dengan sistem daerah. Tanpa integrasi ini, potensi inefisiensi, keterlambatan pelaporan, bahkan kesalahan perencanaan anggaran sangat besar.
Artikel ini membahas pentingnya integrasi SIMRS dengan sistem keuangan daerah, tantangan teknis dan regulasi yang dihadapi, serta solusi yang bisa diterapkan.
📈 Manfaat Utama Integrasi Ini
1. Transparansi Anggaran
Data transaksi yang masuk dalam SIMRS bisa langsung dikonversi menjadi data keuangan yang transparan dan akuntabel di sistem daerah.
2. Efisiensi Waktu dan Biaya
Mengurangi kebutuhan input manual ke dalam dua sistem berbeda. Staf rumah sakit tidak perlu bekerja dua kali.
3. Akurasi Perencanaan Anggaran
Data yang diambil dari SIMRS real-time memungkinkan perencanaan anggaran yang berbasis kebutuhan nyata, bukan estimasi.
4. Pemantauan oleh Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah bisa memantau kondisi keuangan rumah sakit secara langsung, tanpa harus menunggu laporan berkala.
🧱 Komponen SIMRS yang Relevan untuk Integrasi
Tidak semua modul SIMRS harus terintegrasi ke sistem keuangan daerah. Berikut adalah beberapa modul kunci yang harus disambungkan:
- Modul Pengadaan Barang dan Jasa
- Modul Keuangan dan Akuntansi
- Modul Apotek (untuk distribusi dan pengeluaran obat)
- Modul Rawat Inap dan Rawat Jalan (untuk perhitungan biaya pelayanan)
- Modul Persediaan (Inventory)
- Modul Manajemen SDM (terkait gaji, tunjangan, dan insentif tenaga medis)
⚠️ Tantangan yang Dihadapi
1. Perbedaan Standar Data
SIMRS menggunakan standar HL7 atau format lokal, sedangkan SISKEUDA mengikuti standar Permendagri atau sistem SIPD dari Kemendagri.
2. Keamanan Data
Integrasi dua sistem yang berbeda meningkatkan risiko kebocoran atau manipulasi data jika tidak dikawal dengan sistem keamanan yang ketat.
3. Kesiapan Infrastruktur IT
Tidak semua RSUD memiliki jaringan atau server yang mampu menangani pertukaran data besar antar sistem.
4. Sumber Daya Manusia
SDM yang menguasai dua sistem ini masih terbatas. Dibutuhkan pelatihan dan pendampingan teknis.
🔧 Solusi yang Bisa Diterapkan
1. Gunakan Middleware API Gateway
Menggunakan middleware berbasis API yang menjembatani dua sistem. Misalnya, sistem connector yang bisa membaca data dari SIMRS dan mengubahnya menjadi format JSON/XML yang sesuai SISKEUDA.
2. Standarisasi Kode dan Mapping
Melakukan mapping kode antara data SIMRS dengan akun-akun di sistem keuangan daerah.
3. Audit Berkala
Lakukan audit sistem integrasi secara berkala untuk memastikan tidak ada data yang hilang atau terduplikasi.
4. Berkolaborasi dengan Vendor SIMRS
Vendor SIMRS harus terbuka untuk kolaborasi dengan pihak ketiga atau pengembang sistem keuangan daerah.
5. Pendampingan oleh Pemerintah
Kemenkes dan Kemendagri sebaiknya mendorong regulasi teknis agar integrasi ini berjalan mulus dengan protokol nasional.
🏥 Studi Kasus Sukses
Beberapa RSUD di Indonesia mulai melangkah ke arah ini. Contohnya RSUD Kabupaten X yang mengintegrasikan data pengadaan SIMRS ke dalam sistem e-Budgeting Pemda. Hasilnya, tidak ada lagi keterlambatan laporan belanja, dan proses pengajuan anggaran tahun berikutnya menjadi lebih cepat karena berbasis histori real-time.
🎯 Kesimpulan
Integrasi SIMRS dengan sistem keuangan daerah bukanlah opsi, tapi kebutuhan mendesak di era digitalisasi tata kelola rumah sakit. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga tentang akuntabilitas publik.
Dengan integrasi yang matang, RSUD bisa menjamin bahwa setiap rupiah yang digunakan untuk layanan kesehatan benar-benar tercatat, dipertanggungjawabkan, dan direncanakan dengan baik. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan komitmen dari berbagai pihak—pemerintah daerah, pengelola rumah sakit, vendor SIMRS, dan masyarakat pengguna layanan.
🟢 Rekomendasi Aksi untuk Rumah Sakit
Mulai dari satu modul dulu (misalnya: pengadaan atau apotek), baru bertahap ke modul lainnya.
Audit sistem SIMRS yang digunakan, apakah sudah punya fitur ekspor keuangan.
Hubungi vendor SIMRS untuk menanyakan integrasi dengan SISKEUDA atau SIPD.
Ajukan proposal integrasi ke Dinas Kesehatan dan BPKAD setempat.